-->
https://www.batmanteacher.com/

Followers

Guru Tamu Amerika Ikut Mengukir di SDN Karduluk IV Satu-Satunya Sekolah di Sumenep Gelar Kokurikuler Ukir

SUMENEP – 
Suasana berbeda terasa di halaman SDN Karduluk IV, Kecamatan Pragaan, Sabtu (23/8). Di antara deretan siswa yang serius memperhatikan teknik dasar mengukir kayu, tampak sosok asing dengan rambut pirang kecokelatan. Dialah Maria Defabio, guru tamu asal Amerika, yang hadir dalam rangkaian program pembelajaran kokurikuler mengukir di sekolah tersebut.


Kehadirannya menjadi magnet tersendiri. Siswa tampak antusias melihat bule itu duduk di kursi, memegang alat ukir, lalu mencoba mengikuti arahan guru pembina yang juga anggota Komite Sekolah. Tepuk tangan dan sorak gembira mengiringi setiap percobaan Maria menorehkan garis pada media kayu.

“Saya sangat senang bisa berada di sini. Mengukir bukan hanya keterampilan teknis, tapi juga bagian dari warisan budaya. Anak-anak di sini sangat beruntung bisa mempelajarinya sejak dini,” ujar Maria dengan bahasa Inggris sederhana yang diterjemahkan oleh salah satu guru pendamping.

Program Istimewa

SDN Karduluk IV memang tidak asing dengan inovasi. Sejak tahun ajaran 2024–2025, sekolah ini menetapkan pembelajaran kokurikuler mengukir sebagai salah satu program unggulan. Langkah tersebut menjadikan mereka satu-satunya sekolah dasar di Kabupaten Sumenep yang mengintegrasikan keterampilan ukir—ciri khas budaya lokal Madura—ke dalam kurikulum kokurikuler.

Kepala SDN Karduluk IV, dalam sambutannya, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pengisi waktu luang, melainkan bagian dari strategi pendidikan karakter.

“Mengukir melatih kesabaran, ketelitian, dan rasa cinta terhadap budaya. Kami ingin siswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga punya keterampilan khas yang bisa dibanggakan,” ungkapnya.
Kepala sekolah juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kehadiran Maria Defabio melalui kemitraan dengan CV Pustaka Merdeka Madura. Menurutnya, kolaborasi internasional seperti ini membuka cakrawala baru bagi siswa.

“Anak-anak bisa melihat bahwa budaya lokal mereka diapresiasi oleh orang luar. Itu membuat mereka lebih percaya diri dan semakin mencintai tradisinya sendiri,” tambahnya.
Kolaborasi Lintas Budaya

Guru pembina yang memandu praktik mengukir bersama Maria menuturkan bahwa awalnya ia sempat ragu. “Saya kira Miss Maria hanya akan melihat-lihat. Ternyata beliau berani memegang alat ukir dan mencoba sendiri. Anak-anak jadi lebih bersemangat,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu siswa kelas V, Nazwa, tampak tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Senang sekali belajar bersama bule. Ternyata dia juga bisa belajar mengukir, sama kayak kami,” katanya polos, disambut tawa teman-temannya.
Pelestarian yang Berkelanjutan

Program kokurikuler mengukir di SDN Karduluk IV mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Sebab, Desa Karduluk sejak lama dikenal sebagai sentra seni ukir di Madura. Dengan adanya program ini, sekolah menjadi jembatan antara tradisi lokal dengan pendidikan modern.

Direktur CV Pustaka Merdeka Madura, mitra resmi dalam program ini, menyebut bahwa pihaknya akan terus berkomitmen mendukung pendidikan di Sumenep.
“Semoga kiprah kami berdampak baik bagi pendidikan Sumenep,” ujarnya.

Related Posts
Newest Older
Widayanti Rose
Teacher, Writer, bussiness women, and Trainer

Related Posts

Post a Comment