-->
https://www.batmanteacher.com/

Followers

Mutiara 'bukan' Hanya di Lautan

 

Judul inilah yang tepat untuk memberi kesan ketika saya dan S.Herianto, saudara seperjuangan di Komunitas Kata Bintang, memberikan materi menulis dasar bagi adik-adik OSIS Mahasisnul Akhlak Ganding Sumenep pada Minggu (04/02/2023).    Kalau biasanya istilah yang digunakan adalah turun gunung, maka ini kebalikannya. Kami naik gunung untuk menyebarkan virus ke akar rumput dalam penguatan literasi bagi anak-anak sekolah, baik di tingkat SD/MI, MTS/SMP maupun tingkat MA/SMA.

Tidak seperti yang digambarkan dalam peribahasa, asam di gunung dan garam di lautan. Di gunung ternyata banyak saya temukan mutiara yang tersembunyi. Bukan hanya ini saja, sebelumnya di gunung Pragaan tepatnya di madrasah Darul Ihsan saya dibuat terbelalak dengan kemampuan siswa yang luar biasa dalam bidang literasi. Setiap tahun mereka dapat menghasilkan buku karya tulis yang diwajibkan sebagai syarat kelulusan. Bukan hanya sebuah karya tulis paper, tapi karya buku. Berapa buku yang dilaunching dan dihadiahkan untuk lembaga setiap tahunnya? Dan ini terjadi di sebuah dusun di pedalaman desa Pakamban Daja Pragaan. Wow bukan?!




             

Kali ini pun, kami menemukan mutiara terpendam itu. Mereka yang jumlah siswanya memang tidak sefantastis sekolah besar, karena memang sekolah ini baru dirintis oleh para pejuang pendidikan di daerah ini. Tapi semangat yang mereka punya tidak kalah dengan orang-orang lain di luar sana yang sudah dapat berlari kencang.

Muhajir salah satu perintis di sekolah ini. Beliau pernah menjadi teman dalam perjuangan saya saat mengabdi di pulau Selma hampir 7 tahun. Dia pula lah yang menjadi komandan kami di sekolah yang menjadikan panutan supaya tidak sering pulang ke daratan, seperti yang sering diberitakan orang.

Semangat, pengabdian dan dedikasinya dalam bidang pendidikan tetap tertanam dalam dirinya hingga saat ini. Dialah yang mengajak kami bertandang ke sekolahnya membersamai siswa siswinya dalam bidang literasi. Bukan hanya itu, sebelum sisa diajak untuk ikut menulis, Muhajir sudah memberi contoh dengan menulis puluhan karya buku.

"Saya hanya mengikuti kebiasaan para ulama terdahulu. Mereka membiasakan diri menulis kitab-kitab ataupun hal yang dipelajari dari gurunya. Jika saja mereka tidak menulis, maka kita tidak akan dapat belajar kitab Al UMM dan mengenal imam-imam besar yang kita jadikan panutan hingga saat ini." Begitulah tutur Muhajir di sela istirahat pendampingan.

Bukan hanya Muhajir, salah satu guru di sana yang ternyata teman saya saat masih mondok di Annuqayah juga ada di sana. Namanya nur Cahaya Hayati. Awalnya siswa tampak malu-malu, mereka memilih posisi bertumpuk di pojok ruangan dan sulit diajak ke depan. Katanya mereka belum pernah menulis sebelumnya, tapi Hobbi membaca diakui oleh banyak siswi.

Awal materi saya ajak mereka bermain. Ini saya lakukan untuk membuat suasana mencair, tidak ada kekakuan di antara kami. Permainan kali ini membuat mereka bisa tertawa bersama, dan paling penting maksud saya mengajak mereka yang awalnya duduk di pojok dapat maju ke depan.

Berikutnya saya berikan motivasi menulis, kenapa harus menulis? Apa saja manfaatnya bagi kita? Lalu saya ajak mereka melakukan affirmasi positif tentang dirinya dan menulis. Ini adalah modal awal yang menghadirkan semesta dalam diri siswa untuk dapat menerima dan mengunduh dukungan dari alam. Seperti yang diajarkan saudara saya S.Herianto.

Kami berdua berkolaborasi memberikan materi kepenulisan. Saya kebagian mengenalkan cerpen, dan S. Herianto menjabarkan tentang novel. Tidak jauh-jauh, dia memberikan penjelasan bagaimana menulis novel dengan membawa contoh novel yang dia tulis, judulnya 'Blue Eyes'. Sebuah novel keren yang setting latar dan tokohnya mencakup beberapa daerah bahkan negara. Penulis melakukan riset lama untuk menghadirkan novel ini kepada pembaca.

Biasanya jika membawakan buku, pemateri menjual bukunya pada peserta. Berbeda dengan yang kami lakukan, dalam memberikan materi kami justru membiasakan memberikan buku sebagai hadiah bagi peserta. Sesuai dengan salah satu manfaat menulis, menulis adalah sebuah amal jariyah. Semoga dengan cara ini menjadi jalan untuk beramal jariyah. Eits, tapi hanya untuk mereka peserta ya, sebagai apresiasi bagi yang bersungguh-sungguh selama pelatihan. Yang lain jangan selalu berharap gratisan buku ya. Karena biaya penerbitannya tidak didanai pihak ketiga. Ups

Siswa terlihat bersemangat saat mendapatkan hadiah buku-buku ini. Terutama saat ditayangkan video teaser yang memang dibuat S.Herianto untuk novel tersebut. Luar biasa! Dia memang penulis yang mendalami perannya.

Hal yang kami tugaskan tidak muluk-muluk, kami hanya meminta siswa menulis sebuah paragraf dan judulnya setelah mengamati sebuah gambar yang kita tayangkan lewat proyektor. Kami beri waktu sepuluh menit untuk mengerjakannya.

Mereka yang mengaku belum pernah menulis sebelumnya, akankah dapat menyelesaikan tugas ini? Kita tunggu saja hasilnya.

5 menit berlalu..

Mereka masih terlihat membolak-balik kertas dan saling pandang satu sama lain, lalu berkali-kali menatap gambar di layar yang mungkin masih memeras otak untuk menemukan ide tulisan. Bukan hanya siswa, guru-guru yang juga ada di dalam ruangan ikut mengambil bagian kertas dan mencoba menulis sesuai permintaan kami.

10 menit berlalu..

Satu dua peserta menyerahkan kertasnya. Lalu diikuti yang lain satu persatu. Kami baca dan cermati setiap judul dan paragraf pertama yang mereka tulis. Disinilah kami mulai tercengang. Mereka begitu hebat dalam menulis awal cerpen yang kita sebutkan dengan istilah 'etalase cerita'. Beberapa judul dan pilihan kata yang mereka tulis, seperti penulis berpengalaman. Nama-nama tokoh yang dipilih, disesuaikan dengan setting lokasi dalam cerita yang mereka bangun. Kami berikan apresiasi bagi mereka. Kami optimis dalam beberapa waktu ke depan, naskah yang berisi paragraf pertama ini akan menjadi hasil karya utuh yang nantinya akan menjadi bagian dalam buku karya atas nama mereka. Aamiin.

Tidak berhenti sampai di sini, para siswa ini akan tetap kami dampingi dalam sebuah grup WhatsApp yang kita sebut dengan 'KataBintang' Junior'. Sebuah nama dan logo yang didesain oleh salah satu siswa di Madrasah Darul Ihsan.

Semoga menginspirasi.

 

Related Posts
Widayanti Rose
Teacher, Writer, bussiness women, and Trainer

Related Posts

4 comments

joni garuda said…
Realisasi sangat perlu di berikan dgan smangat anak2 zaman sekarang, sya sangat setuju. Krna mereka punya jatah mimpi yg d tebarkan d lautan lepas. Mari berikan konsep2 yg praktis untuk mereka. Semangat bu guru.
Muhajir Syam said…
Mantap ulasannya Buket, bikin aku tersipuh. Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah debu yg berusaha menempel di dinding kaca hati para generasi penerus bangsa.